242 Karateka dari Penjuru Tanah Air Perebutkan Gelar Juara PON Bela Diri 2025

Ketua Umum Pengurus Besar Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (PB FORKI) Marsekal TNI (Purn) Hadi Tjahjanto dalam sesi jumpa pers yang digelar di Djarum Arena, Kudus, Jawa Tengah, Kamis (23/10) petang

KUDUS - Ketua Umum Pengurus Besar Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (PB FORKI) Marsekal TNI (Purn) Hadi Tjahjanto secara resmi membuka pertandingan cabang olahraga karate dalam PON Bela Diri Kudus 2025.

Tahun pertama event olahraga nasional itu dipenuhi oleh 242 karate bertalenta dari 34 provinsi Indonesia.

Mereka datang memperebutkan gelar juara pada 15 nomor pertandingan. Terdiri atas delapan kategori putra dan tujuh kategori putri. Nomor-nomor tersebut mencakup nomor kata (perorangan dan beregu) dan nomor kumite di berbagai kelas berat badan.

"Ini adalah satu bentuk komitmen yang kuat dari pimpinan Djarum Kudus untuk meningkatkan prestasi di indonesia, khususnya cabang bela diri. Didalamnya ada PB Forki," ungkapnya dalam sesi jumpa pers yang digelar di Djarum Arena, Kudus, Jawa Tengah, Kamis (23/10) petang.

Menurutnya, tingginya partisipasi karateka mencerminkan antusiasme dan semangat besar masyarakat pecinta karate di Tanah Air.

Ia menyatakan pihaknya memiliki dua harapan besar bagi para karateka.

"Pertama, mereka kita harapkan tidak hanya jago di atas kanvas secara teknis. Kita jadikan mereka pemimpin-pemimpin di tengah masyarakat," jelasnya.

"Harapan besar keduanya adalah mereka menjadi atlet-atlet yang memiliki kaliber dunia, internasional. Sehingga mereka bisa berbicara di forum internasional, event-event apa saja," lanjut Hadi.

Ia menilai, mencari bibit atlet yang mampu berlaga di panggung internasional bukanlah perkara sulit.

"Karena ingat bahwa kita memilih jumlah penduduk yang besar, 278 juta. Untuk memilih atlet-atlet terbaik itu, saya kira kita mudah. Hanya tinggal komitmen kita bagaimana kita membentuk mereka menjadi atlet-atlet berkaliber dunia," paparnya.

PON Bela Diri Kudus 2025, lanjutnya, menjadi momentum penting untuk menampilkan bibit-bibit potensial dari berbagai daerah, sekaligus mempertemukan para pelatih terbaik dari seluruh Indonesia dalam satu arena pembinaan prestasi.

"Dan ini adalah satu wadah untuk kita bisa mendapatkan (atlet-atlet untuk) tim nasional yang akan menjadi aset, untuk kita bisa tampilkan di tingkat-tingkat internasional," pungkasnya.