Soal Polemik 6 Hari Sekolah, Sekda Jateng: Ini Sedang Dikaji

23 November 2025

Ilustrasi gedung sekolah (Freepik)

KUDUS -  Pemerintah Provinsi Jawa Tengah masih menggodok rencana pengembalian 6 hari sekolah. Karena saat ini sekolah jenjang SMA/SMK sederajat di Jawa Tengah masih melaksanakan 5 hari sekolah. 


Hal ini dipastikan oleh Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, usai menghadiri peringatan Milad ke- 113 Muhammadiyah sekaligus Milad ke -27 Universitas Muhammadiyah Kudus, di Crystal Building UMKU, Sabtu, 22 November 2025.


"Ya, ini sebetulnya sedang dikaji untuk ide mengambil (enam hari) sekolah," katanya.


Ia memastikan pihaknya akan menampung setiap masukan sebagai bahan pertimbangan.


"Kita akomodir, seperti apa keputusannya nanti," ucapnya.


Di lain kesempatan, Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen (Gus Yasin) mengatakan, pihaknya sudah mengkaji alasan pengembalian ke 6 hari sekolah. Salah satunya adalah usulan masyarakat sendiri. 


"Ini masih proses semuanya kan," ucapnya.


Diketahui, muncul petisi menolak rencana kebijakan sekolah enam hari di Change.org.


Petisi ini dibuat oleh pemilik akun Alfariz Hadi pada 12 November 2025. Hingga 23 November, sudah ada 25.319 orang yang menandatangani petisi.


Hal yang melatarbelakangi penolakan itu salah satunya karena para siswa di Jawa Tengah sudah merasakan manfaat kebijakan 5 hari sekolah. Libur dua hari dinilai mampu mengembalikan tenaga para siswa.


Bila sekolah ditambah sehari, maka ditakutkan beban sekolah para siswa akan bertambah dan waktu istirahat menjadi berkurang.


"Kita harus mendukung kesejahteraan siswa kita dan memastikan mereka mendapatkan pengembangan yang seimbang dalam pendidikan dan kehidupan pribadi. Oleh karena itu, kami memohon kepada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk mempertimbangkan kembali kebijakan ini dan tetap menjalankan sistem lima hari sekolah yang sudah terbukti efektif," tulis petisi itu.