Cerita 2 Peraih Medali Kempo Kontingen Papua Barat di Kudus

Dua atlet shorinji kempo kontingen Papua Barat, Kelvin Saweri dan Hilda Christina Blandina
KUDUS - Dua atlet shorinji kempo kontingen Papua Barat, Kelvin Saweri dan Hilda Christina Blandina menceritakan pengalamannya berlaga di PON Bela Diri Kudus 2025 hingga berhasil menyumbangkan medali.

Kelvin Saweri yang turun di nomor randori perorangan kelas 75 kg pada PON Bela Diri Kudus 2025 mengaku sempat cemas menghadapi laga final. 

Wajar saja, sebab lawan yang dihadapinya merupakan atlet tangguh dari Nusa Tenggara Timur (NTT), Donatus Fios. 

"Untuk final, saya ada rasa cemas juga, tapi saya bisa mengalahkan pemain yang terbilang hebat dan berprestasi dari NTT. Saya senang sekali bisa kalahkan dia. Kita sama-sama orang Timur, punya ciri khas yang keras dan punya jiwa yang kuat," jelas Kelvin di media center PON Bela Diri pada Selasa (21/10).

Kelvin juga bercerita harus menempuh perjalanan panjang dari Papua Barat menuju Kudus. Namun demikian, ia mengaku bisa merasakan kehangatan masyarakat Kudus dalam menyambut dirinya dan kontingen.

"Di sini orang-orang senang juga (dengan) kami ada di sini. Kami tinggal di dekat Alun-alun, di daerah sekitar Ploso, di situ mereka ramah sekali. Jadi anak-anak sekolah lihat kita latihan, mereka datang lalu mereka sapa, 'Halo kakak!'. Jadi mereka semangat lihat kita. Jadi mereka lihat. 'Ih kakak-kakak ini kulitnya lucu, hitam'. Jadi senang juga kita," ungkapnya sembari tertawa.

Medali emas yang diraih Kelvin menjadi capaian bersejarah sekaligus emas pertama bagi tim shorinji kempo Papua Barat pada ajang multi-cabang itu. 

Di samping Kelvin, ada juga Hilda yang menyumbangkan medali perunggu terakhirnya sebelum mengakhiri karir sebagai atlet.

Hilda yang sehari-hari bertugas di Dispora Papua Barat itu berlaga di nomor randori putri kelas 55 kg pada ajang multi-event itu.

"Saya sudah lebih dari 20 tahun, kurang lebih. Ini medali terakhir saya di PON Bela Diri. Karena saya sudah berkarier dari umur kurang lebih 12 tahun. Sampai inilah saya tutup dengan medali perunggu di PON Bela Diri Kudus. Dan ini akhir dari karier saya sebagai seorang atlet, setelah ini saya pensiun," ucapnya.

Meski perjalanannya di matras pertandingan usai, Hilda mengungkapkan akan tetap berada di olahraga shorinji kempo sebagai pelatih.

"Iya (akan melatih), khusus untuk pembinaan usia dini. Dan juga adik-adik saya nanti ke depan seperti apa, jika dipercayakan. Ya, membantu pelatih. Asisten pelatih," ungkap Hilda.

Ketika ditanya alasan utamanya memilih pensiun, ia menjawab karena usianya yang tidak lagi muda.

"Yang pertama adalah faktor usia. Karena usia saya sudah 35 tahun, dan saya atlet paling senior," katanya.

Ia berharap keberadaannya di PON Bela Diri mampu menginspirasi atlet lainya.

"Suatu kebanggaan pribadi di umurnya segini, saya masih memberikan yang terbaik untuk Papua Barat, pada khususnya. Dan menjadi motivasi buat adik-adik saya bahwa umur boleh tua, tapi semangat tetap harus jiwa muda," ungkap Hilda.

Belum ada Komentar untuk "Cerita 2 Peraih Medali Kempo Kontingen Papua Barat di Kudus"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel